Ngusaba Segara Purnama Kalima, Desa Adat Kusamba Kembali Gelar Nyepi Segara

picsart 23 10 29 19 06 46 770
NGUSABA SEGARA - Desa Adat Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, saat menggelar karya Ngusaba Segara lan Ngusaba Nini bertepatan dengan Purnama Kalima, Minggu (29/10/2023).

Klungkung, DENPOST.id

Desa Adat Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, menggelar karya Ngusaba Segara lan Ngusaba Nini bertepatan dengan Purnama Kalima, Minggu (29/10/2023). Karya ngusaba yang dipusatkan di Pura Segara itu, disertai dengan tradisi Nyepi Segara yang dilaksanakan, Senin (30/10/2023) atau sehari setelah puncak karya.

Karya ngusaba di-puput Ida Pedanda Gede Karang Putra Keniten dari Griya Gede Satria Kanginan, Klungkung.

Selama karya ngusaba, Ida Bhatara nyejer 11 hari sejak, Minggu 29 Oktober sampai dengan 9 November 2023. Empat hari pertama dilaksanakan tradisi mapeed, yakni mundut jauman (mengusung sesaji) dari Pura Puseh-Bale Agung menuju Pura Segara sepanjang 1,5 km. Mapeed dilaksanakan pada hari panganteg (puncak upacara), umanis (sehari setelah puncak upacara), pahing (dua hari setelah puncak upacara) dan panglemek (tiga hari setelah puncak upacara).

Krama Desa Adat Kusamba selalu antusias mengikuti tradisi mapeed. Tak hanya krama ngarep lanang-istri, krama yowana, serta anak-anak juga ikut mapeed. Umumnya berharap agar upacara ini membuat hasil laut makin melimpah dan berdampak pada kesejahteraan warga.

Sementara tradisi Nyepi Segara dilaksanakan saat umanis karya, yakni Senin 30 Oktober 2023. Saat Nyepi Segara, segala aktivitas di sepanjang Pantai Kusamba dihentikan selama 12 jam mulai pukul 06.00 Wita hingga pukul 18.00 Wita.

Menurut Bendesa Desa Adat Kusamba, AA Gde Raka Swastika, karya Ngusaba Segara lan Ngusaba Nini yang disertai dengan Nyepi Segara ini, merupakan tradisi yang diwarisi dari leluhur Desa Adat Kusamba sejak dulu kala. “Masyarakat Desa Adat Kusamba hingga kini tetap meneruskan tradisi ini, karena meyakini makna dan tujuannya untuk keharmonisan alam dan kesejahteraan krama desa,” kata Raka Swastika.

Krama Desa Adat Kusamba umumnya berprofesi sebagai nelayan, petani garam, pedagang pindang, serta sebagian bekerja di sawah. Karena itu, masyarakat Kusamba mengucapkan rasa syukur atas karunia Ida Bhatara Baruna sebagai manifestasi Tuhan, yang menguasai laut dan segala isinya. Ungkapan syukur itu, diwujudkan dengan mempersembahkan banten pakelem di laut Kusamba pada tengah malam saat puncak karya.

LPD Desa Adat Kusamba yang merupakan lembaga keuangan komunitas adat milik Desa Adat Kusamba, turut mendukung pelaksanaan karya Ngusaba Segara lan Ngusaba Nini ini dengan memberikan dukungan biaya senilai Rp50 juta.

Ketua LPD Desa Adat Kusamba, I Ketut Ruma menjelaskan sebagai lembaga keuangan duwe desa adat, LPD Desa Adat Kusamba terus berupaya memberikan kontribusi kepada krama dan Desa Adat Kusamba. Selain dana pembangunan sebesar 20% dari laba, LPD Desa Adat Kusamba juga menopang biaya pujawali di parahyangan desa, sehingga ikut meringankan beban krama. (tim dp)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini