Molor, Proyek Patung Kelelawar di Selatan Pura Goa Lawah

picsart 23 11 07 19 55 38 694
PATUNG KELELAWAR - Para pekerja masih membangun patung kelelawar di sisi selatan Pura Goa Lawah, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung, Selasa (7/11/2023).

Semarapura, DENPOST.id

Objek wisata Goa Lawah, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung, kembali memiliki ikon baru. Hal ini menyusul dibangunnya sejumlah patung kelelawar berukuran besar di sisi selatan Pura Goa Lawah. Sayangnya, proyek senilai Rp4,37 miliar tersebut, justru molor atau belum ada tanda-tanda rampung.

Pantauan di lapangan, Selasa (7/11/2023), sejumlah pekerja nampak memasang besi penyangga di sekeliling pondasi pemasangan patung kelelawar. Tiga buah patung Kelelawar ‘raksasa’ terlihat sudah terpasang di bagian puncak. Begitupula kepala naga. Hanya saja, di sekelilingnya masih banyak ruang kosong, belum ada ornamen atau hiasan lain.

“Nanti akan dibuat ukiran semacam goa, lalu ada kelelawarnya. Ditambah juga nanti ada patung naga yang membelit di bawahnya. Pengerjaan baru mau buat ukiran, pasti butuh waktu cukup lama agar hasilnya bagus,” ungkap salah seorang pekerja yang dijumpai di lokasi.

Selain pemasangan patung kelelawar di sisi selatan, patung serupa juga terlihat sudah disiapkan untuk dipasang di sekeliling plaza kuliner dan kios cinderamata Goa Lawah. Sebuah alat berat terlihat beroperasi meratakan pasir. Sejumlah pekerja juga terlihat sibuk menyiapkan taman dan pondasi untuk pemasangan patung tersebut.

Terkait hal ini, Kepala Dinas Pariwisata Klungkung, Made Sulistiawati mengakui proyek lanjutan penataan objek wisata Pura Goa Lawah tersebut, memang terjadi keterlambatan. Bahkan sesuai kontrak, semestinya proyek yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik senilai Rp4,73 miliar tersebut sudah tuntas, pada Kamis (9/11/2023). Namun, faktanya hingga saat ini progresnya memang sangat terlambat.

“Terkait keterlambatan ini, kami sudah berkoordinasi dengan Kejaksaan. Yang mana, diputuskan pihak rekanan masih diberi kesempatan untuk mengejar keterlambatan hingga pengerjaan tuntas. Hanya saja dengan konsekuensi rekanan membayar denda keterlambatannya,” ungkap Sulistiawati.

Menurut Sulistiawati, pihak rekanan mengalami sejumlah kendala, sehingga terjadi keterlambatan. Masalah utamanya adalah terkait tenaga kerja. Rekanan kesulitan untuk mencari tenaga kerja, sehingga progres pembangunan tidak sesuai target. Solusinya, Sulistiawati sudah mendorong rekanan untuk berkoordinasi dengan rekanan lain yang sudah lebih dulu merampungkan proyeknya di Klungkung. (119)