
Negara, DENPOST.id
Perundungan atau bullying kerap menimbulkan trauma bagi korbannya. Karena perundungan tidak hanya dilakukan secara fisik saja, namun perundungan dengan komentar-komentar negatif terutamanya melalui berbagai platform media sosial banyak ditemui.
Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna mengajak generasi muda untuk mengambil sikap melawan dan mencegah perundungan, baik yang terjadi di sekolah maupun lingkungan tempat tinggal.
Wabup Patriana Krisna, saat memberikan arahan pada acara sarasehan wawasan kebangsaan yang bertema “Intimidasi, Kekerasan, Bully dan Etika Moral Generasi Muda” kepada Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Kabupaten Jembrana, di Pendopo Kesari, Sabtu (11/11/2023) malam, mengatakan bully biasa terjadi di antara kalangan remaja, misalkan saling mengejek dan lain sebagainya. Karena sejatinya mereka ini berusaha untuk menjadi dominan dan berusaha untuk menunjukkan siapa diri mereka.
Dikatakan dia, perundungan juga bisa terjadi karena ketidakmampuan memberikan prestasi, sehingga mengambil tindakan singkat dengan cara mencoba menjatuhkan teman lainnya. “Ketika ada satu orang yang tidak memiliki prestasi, tapi dia ingin menunjukkan diri maka dia akan mencari cara-cara bagaimana merendahkan yang lain. Caranya dengan membully, mengejek dan lain sebagainya. Dengan harapan yang dibully ini akan semakin rendah dan yang membully ini akan muncul sebagai dominan,” imbuhnya.
Wabup Ipat mengatakan hal ini tidak dapat dibiarkan terus-menerus. Tindakan perundungan seperti itu, harus dihentikan, baik oleh korban maupun oleh orang lain.
“Itu yang harus diwaspadai dan dilawan. Dilawan dengan menunjukan prestasi, jangan membalas dengan cara membully lagi. Dan apabila sudah kelewat batas, maka adik-adik bisa melaporkan ke pihak berwenang,” tegasnya.
Sementara Kapolres Jembrana, AKBP I Dewa Gde Juliana mengatakan di Kabupaten Jembrana, seperti fenomena gunung es yang terlihat hanya ujung kecilnya saja. Terutama berkaitan dengan kekerasan terhadap anak termasuk perempuan. “Jadi fenomena gunung es ini terlihat kecil, tetapi di dasarnya yang tidak terlihat masih cukup banyak hal ini tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktornya adalah keengganan, baik itu korban, lingkungan ataupun orang tua untuk menyampaikan adanya kekerasan terhadap anak yang dilakukan, baik oleh orang dewasa maupun sesama remaja,” ujarnya. (120)